SERVER DNS

SERVER DNS

I. Pendahuluan

Domain Name System (DNS) merupakan mekanisme untuk melakukan translasi IP addres ke nama domain atau sebaliknya dari nama domain ke IP address. Server DNS merupakan server yang memiliki fungsi untuk mentranslasikan nama domain ke IP address atau sebaliknya. Dalam jaringan komputer satu komputer dapat dikenali oleh komputer lain karena masing-masing komputer memiliki alamat yang unik yang disebut dengan alamat IP/IP address. Alamat IP merupakan kumpulan angka misalnya 192.168.0.1 dan lain-lain. Bagi seorang pengguna terlalu sulit untuk mengingat-ingat deretan angka dibandingkan dengan mengingat-ingat nama misalnya www.uii.net.id. Di satu sisi komputer hanya mengenal alamat komputer lain berdasarkan IP address pada sisi pengguna lebih mudah mengingat-ingat alamat bersarkan nama tertentu. Sehingga DNS bekerja untuk mempermudah user mengingat nama suatu komputer tertentu.

II. Cara Kerja DNS

DNS bekerja dalam dua mode yaitu client dan server. Program client DNS melakukan pencarian ip address /nama domain tertentu pada server, server bertugas memberikan informasi yang berkaitan dengan permintaan client tersebut. Apabila server memiliki informasi tentang alamat yang diminta maka Server DNS akan memberikan kepada client. Tetapi apabila server tidak memiliki data mengenai informasi tersebut maka akan bertanya pada server DNS yang memiliki pengetahuan/otoritas terhadap alamat tersebut. DNS bekerja secara hirarki seperti pada sistem file. Misalnya seseorang menggunakan browser melakukan pencarian www.uii.net .id, maka pertama kali user tersebut akan mencari alamat www.uii.net.id tersebut ke database server DNS lokal. Apabila server DNS lokal tidak memiliki informasi mengenai alamat tersebut maka akan meneruskan ke database root (.) untuk mencari tahu server DNS yang bertanggungjawab menangani domain .id. Dari server DNS yang menangani .id pencarian dilanjutkan dengan melakukan pencarian pada DNS server yang menangani domain .net.id kemudian dilanjutkan ke DNS server yang menangani uii.net.id.

User dengan Browser -> Request www.uii.net.id àServer DNS Lokal -> Server DNS root(.) -> Server DNS net.id -> Server DNS uii.net.id ->info diberikan ke browser yang meminta.

DNS secara umum memiliki tiga komponen yaitu :

· Resolver

Ialah bagian aplikasi klien yang mengakses name server. Semua program yang membutuhkan DNS, memakai resolver. Proses resolving :Mengajukan permintaan terhadap name server Menginterpretasikan permintaan (resolve), dan memberikan response Mengembalikan informasi kepada program yang memintanya. Resolver akan menjawab dengan dua cara yaitu melihat isi dari cache yang pernah ditanyakan sebelumnya, serta menanyakan kepada DNS Server untuk mendapatkan hasilnya. Resolver yang biasa dipergunakan untuk mencari informasi tentang DNS adalah nslookup.

· Resolution

Dalam menjawab permintaan terhadap sebuah domain, name server akan mencari name server yang bertanggung jawab terhadap domain yang diminta . Selain mencari, name server juga memberikan informasi tentang server yang bersangkutan. Proses ini disebut name resolution, atau disingkat resolution.

· Caching

Setiap permintaan terhadap sebuah domain, memaksa name server untuk mengakses databasenya, dan mencari name server yang bertanggung jawab. Untuk itu name server melakukan caching terhadap domain-domain yang pernah diminta. Karena tidak bisa dicaching untuk selamanya, maka name server mendefinisikannya dengan Time to Live (TTL).

III. DNS Server dengan BIND

BIND(Berkeley Internet Name Domain) merupakan salah satu DNS Server yang bersifat open source yang dapat diperoleh melalui www.isc.org/bind/ secara gratis. Pertama kali Bind dikembangkan di Univercity of California sebagai sebuah penelitian dibawah departemen pertahanan AS. BIND terdiri atas tiga paket yang sudah include di dalamnya yaitu :

  • Domain Name System Server (named)
  • Domain Name System resolver library
  • Tool untuk melakukan verifikasi operasi DNS.

· Konfigurasi File named.conf

File named.conf merupakan file yang berisi konfigurasi DNS Server, file ini berisi keterangan letak dan jenis file. Secara sederhana isi file ini adalah sebagai berikut :

 options {
        directory "/var/named";
        pid-file "/var/named/named.pid";
};
 
};
 
zone "."  {
        type hint;
        file "named.root";
};
 
zone "localhost" {
        type master;
        file "db.localhost";
        allow-update { none; };
};
 
zone "latihan.net" {
        type master;
        file "db.latihan";
        allow-update { none; };
};
 

Option Direktori

Berisi informasi letak direktori yang menyimpan file domain atau zone-file. Pada contoh diatas file domain atau zone-file disimpan pada direktori /var/named.

options {
        directory "/var/named";
        pid-file "/var/named/named.pid";
};

Zone Statement

Zone statement harus dikonfigurasi pada file named.conf. Zone statement mendefinisikan nama-nama domain yang dikelola oleh server DNS yang bersangkutan.Tiga buah Zone statement yang paling umum diberikan adalah zone statement dengan type master, type slave dan hint(.)

 
zone "."  {
        type hint;
        file "db.root";

};

zone "localhost" {
        type master;
        file "db.localhost";
        allow-update { none; };

zone "latihan.org"  {
        type master;
        file "db.latihan";
        allow-update { none; };
};
 
zone "slave-latihan.org" {
        type slave ;
    master(IP address DNS Master}     
        file "db.slavelatihan";
        
};
 

Type hint dipergunakan oleh DNS Server untuk menghubungi beberapa name server. Pada konfigurasi seperti di atas daftar server root disimpan pada file /var/name/db.root. Isi dari file db.root adalah :

; This file holds the information on root name servers needed to

; initialize cache of Internet domain name servers

; (e.g. reference this file in the "cache . "

; configuration file of BIND domain name servers).

;

; This file is made available by InterNIC registration services

; under anonymous FTP as

; file /domain/named.root

; on server FTP.RS.INTERNIC.NET

; -OR- under Gopher at RS.INTERNIC.NET

; under menu InterNIC Registration Services (NSI)

; submenu InterNIC Registration Archives

; file named.root

;

; last update: Aug 22, 1997

; related version of root zone: 1997082200

;

;

; formerly NS.INTERNIC.NET

;

. 3600000 IN NS A.ROOT-SERVERS.NET.

A.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 198.41.0.4

;

; formerly NS1.ISI.EDU

;

. 3600000 NS B.ROOT-SERVERS.NET.

B.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 128.9.0.107

;

; formerly C.PSI.NET

;

. 3600000 NS C.ROOT-SERVERS.NET.

C.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.33.4.12

;

; formerly TERP.UMD.EDU

;

. 3600000 NS D.ROOT-SERVERS.NET.

D.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 128.8.10.90

;

; formerly NS.NASA.GOV

;

. 3600000 NS E.ROOT-SERVERS.NET.

E.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.203.230.10

;

; formerly NS.ISC.ORG

;

. 3600000 NS F.ROOT-SERVERS.NET.

F.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.5.5.241

;

; formerly NS.NIC.DDN.MIL

;

. 3600000 NS G.ROOT-SERVERS.NET.

G.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.112.36.4

;

; formerly AOS.ARL.ARMY.MIL

;

. 3600000 NS H.ROOT-SERVERS.NET.

H.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 128.63.2.53

;

; formerly NIC.NORDU.NET

;

. 3600000 NS I.ROOT-SERVERS.NET.

I.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 192.36.148.17

;

; temporarily housed at NSI (InterNIC)

;

. 3600000 NS J.ROOT-SERVERS.NET.

J.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 198.41.0.10

;

; housed in LINX, operated by RIPE NCC

;

. 3600000 NS K.ROOT-SERVERS.NET.

K.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 193.0.14.129

;

; temporarily housed at ISI (IANA)

;

. 3600000 NS L.ROOT-SERVERS.NET.

L.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 198.32.64.12

;

; housed in Japan, operated by WIDE

;

. 3600000 NS M.ROOT-SERVERS.NET.

M.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 202.12.27.33

; End of File

Master Zone, zone dengan tipe master digunakan apabila DNS server akan dijadikan primary DNS Server . Pada contoh di atas zone latihan.org bertipe master file resource rocord DNS disimpan pada file /var/named/db.pelatihan.

 
zone "latihan.org"  {
        type master;
        file "db.latihan";
        allow-update { none; };

Slave Zone, tipe slave dipergunakan apabila DNS Server akan dijadikan secondary DNS. Pada contoh di bawah zone slave-latihan.org merupakan zone bertipe slave. Pada Tipe slave option master harus diberikan, master merupakan option IP address Primary DNS Server. File resource record disimpan pada /var/named/db.slave-pelatihan
 
zone "slave-latihan.org" {
        type slave ;
   master(IP address DNS Master}     
        file "db.slave-pelatihan";
        allow-update { none; };
 

· Konfigurasi file Zone record

Zone record DNS Server disimpan pada /var/named. Pada direktori tersebut berisi file-file record DNS Server.

$TTL 86400

@ IN SOA pelatihan.org admin.pelatihan.org. (

2004022559 ; serial

600 ; refresh

14400 ; retry

3600000 ; expiry

86400 ; minimum

)

IN NS ns1.pelatihan.org.

IN NS ns2.pelatihan.org.

IN MX 10 mail.latihan.org

ns1 IN A 192.168.0.13

ns2 IN A 192.168.0.58

www IN A 192.168.0.15

ftp IN CNAME www

File ini berisi SOA (Start Of Autority) resource record, NS record, MX Record dan CNAME record. Dalam file ini didefinisikan seluruh host yang berada pada jaringan tersebut.

ü File ini dimulai dengan SOA kemudian diikuti nama domain yang akan dikelola oleh server DNS tersebut. Dalam contoh di atas nama domain yang akan dikelola adalah pelatihan.org.

ü Setelah nama domain option selanjutnya adalah email penanggungjawab server DNS tersebut tetapi formatnya tidak menggunakan tanda @ tetapi bengan tanda titik(.) misalnya alamat emailnya admin@pelatihan.org. penulisan pada konfigurasi DNS adalah admin.pelatihan.org.

ü Serial number, merupakan nomer seri dari zone file formatnya adalah YYYYMMDDhhmm(Y: tahun, M:bulan, D:tanggal, h:jam, m: menit). Setiap pengubahan pada file zone record serial number selalu dinaikkan.

ü Refresh , mendefinisikan selang waktu secondary name server harus memeriksa perubahan pada Primary DNS server. Dalam satuan detik.

ü Retry number, mendeklaraskan selang waktu Secondari DNS Server mengulangi pemeriksaan terhadap zone file primary name server apabila pada saat refresh Primary DNS Server tidak memberikan respon.

ü Expiry, mendefinisikan berapa lama zone file dipertahankan apabila pada saat refresh Secondary DNS server tidak mendapatkan zone refresh. Apabila nilai ini terlampaui maka akan dilakukan penghapusan zone file pada secondary DNS server.

ü Minimum, mendeklarasikan nilai default Time To Live untuk semua resource record pada zone file.

ü NS (name server) dipergunakan untuk menyatakan authoritative name server yang bertanggungjwab terhadap domain tersebut. Authoritative name server sebaiknya didefinisikan lebih dari satu sebagai backup. Dalam contoh name servernya adalah ns1.pelatihan.org dan ns2.pelatihan.org.

ü A (address) , untuk memetakan suatu hostname ke suatu alamat IP. Paad contoh ns1.pelatihan.org dipetakan ke IP address 192.168.0.13 dan ns2.pelatihan.org dipetakan ke 192.168.0.58.

ü PTR (Pointer) Domain name pointer digunakan untuk memetakan IP Address ke hostname

ü CNAME (Canonical Name) Canonical name digunakan untuk menyatakan sebuah alias / nickname dari suatu host.

ü MX (Mail Exchange) Mail exchange digunakan untuk mengarahkan e-mail untuksuatu host atau domain ke host yang berfungsi sebagai mail server

IV. Konfigurasi BIND sebagai Caching–Only name server

Pada konfigurasi Caching-Only Name server, server DNS hanya digunakan sebagai chace DNS saja, dan tidak dipergunakan untuk mengelola suatu domain tertentu. Langkah untuk membuat DNS server terdiri atas langkah instalasi dan Konfigurasi.

· Instalasi BIND

Instalasi BIND dapat dilakukan dengan beberapa cara dan tergantung pada distribusi Linux yang dipergunakan, walaupun dalam banyak hal memiliki kesamaan. Pada modul ini akan dibahas Instalasi BIND menggunakan distribusi Linux Red Hat 9 dan menggunakan BIND dari paket rpm, yaitu bind-9.2.2.P3-9.i386.rpm. Proses Instalasinya adalah sebagai berikut :

Sebagai root jalankan perintah

[root@localhost /]# rpm -ivh bind-9.2.1-16.i386.rpm

Preparing... ########################################### [100%]

1:bind ########################################### [100%]

· Konfigurasi named.conf

Setelah BIND diinstall, lankah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada file named.conf. Isi file tersebut dengan editor text misalnya mcedit :

[root@localhost]# mcedit /etc/named.conf

Melalui editor text mcedit isikan file named.conf tersebut sebagai berikut :

options {

directory "/var/named";

pid-file "/var/named/named.pid";

};

zone "localhost" {

type master;

file "db.localhost";

allow-update { none; };

};

zone "." {

type hint;

file "db.root";

};

· Konfigurasi Zone file

Setelah melakukan konfigurasi pada named.conf, langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada zone file dengan editor mcedit. Ada dua buah file yang harus dikonfigurasi pada direktori /var/named untuk caching-only name server yaitu db.localhost dan dbroot.

[root@localhost]#mcedit /var/named/db.localhost

Isi dari file db.localhost adalah :

$TTL 86400

$ORIGIN localhost.

@ IN SOA localhost. root.localhost. (

2003021500 ; serial

28800 ; refresh

14400 ; retry

3600000 ; expiry

86400 ) ; minimum

IN NS localhost.

IN A 127.0.0.1

Langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada file db.root yang isinya adalah seperti pada penjelasan type hint di atas. File ini harus diubah apabila ada perubahan pada root name server. Jika komputer terkoneksi dengan internet file ini bisa melalui download via ftp dengan perintah wget:

[root@localhost]# wget ftp://internic.net/domain/named.root >db.root

· Pemeriksaan konfigurasi DNS server

Sampai langkah di atas kita telah melakukan konfigurasi DNS server sebagai caching-only name server. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan konfigurasi yang telah dibuat. Pertama kali kita pastikan bahwa resolver menggunakan server DNS yang telah kita konfigurasi, edit file /etc/resolve.conf

[root@localhost]# mcedit /etc/resolv.conf

isinya adalah :

nameserver 127.0.0.1

Atau dengan memberikan perintah :

[root@localhost]# echo "nameserver 127.0.0.1" > /etc/resolv.conf

Langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan dengan menggunakan perintah :

[root@localhost]#host 127.0.0.1

Hasilnya adalah

1.0.0.127.in-addr.arpa domain name pointer localhost.

Kemudian test dengan memberikan perintah :

[root@localhost/]# host localhost

Hasilnya adalah :

localhost has address 127.0.0.1

Atau dengan perintah dig yaitu :

[root@Topi-Miring /]# dig -x 127.0.0.1

Hasilnya adalah sebagai berikut :

; <<>> DiG 9.2.3 <<>> -x 127.0.0.1

;; global options: printcmd

;; Got answer:

;; ->>HEADER<<- opcode: QUERY, status: NOERROR, id: 60218

;; flags: qr rd ra; QUERY: 1, ANSWER: 1, AUTHORITY: 1, ADDITIONAL: 1

;; QUESTION SECTION:

;1.0.0.127.in-addr.arpa. IN PTR

;; ANSWER SECTION:

1.0.0.127.in-addr.arpa. 86207 IN PTR localhost.

;; AUTHORITY SECTION:

0.0.127.in-addr.arpa. 86207 IN NS localhost.

;; ADDITIONAL SECTION:

localhost. 86400 IN A 127.0.0.1

;; Query time: 16 msec

;; SERVER: 192.168.0.13#53(192.168.0.13)

;; WHEN: Sat Jan 8 11:23:02 2005

;; MSG SIZE rcvd: 93

Atau dengan memberikan perintah

[root@localhost /]# nslookup localhost

Hasilnya adalah :

Server: 127.0.0.1

Address: 127.0.0.1#53

Name: localhost

Address: 127.0.0.1

Apabila DNS server yang telah dikonfigurasi terhubung ke internet dapat dilakukan test melakukan query DNS pada nama domain tertentu misalnya yahoo.com, perintah yang diberikan adalah :

[root@Tlocalhost /]# host yahoo.com

yahoo.com has address 66.94.234.13

yahoo.com has address 216.109.112.135

Apabila pemeriksaan dengan perintah-perintah tersebut berhasil dilakukan maka konfigurasi DNS server sebagai caching-only name server telah benar.

V. Mengelola Nama Domain

Apabila kita memiliki nama domain dan bermaksud mengelola nama domain tersebut sendiri, maka konfigurasi DNS server sebagai caching-only name server belum mencukupi. Ada beberapa konfigurasi tambahan pada file named.conf dan pada file zone record. Misalnya kita akan mengelola domain dengan nama latihan.org, langkah konfigurasi pada file named.conf adalah sebagai berikut:

[root@localhost]# mcedit /etc/named.conf

Ketikkan pada file tersebut seperti berikut :

options {

directory "/var/named";

pid-file "/var/named/named.pid";

};

zone "localhost" {

type master;

file "db.localhost";

zone "." {

type hint;

file "db.root";

};

};

zone "latihan.org" {

type master;

file "db.latihan";

};

Simpan hasil konfigurasi di atas. Konfigurasi di atas hampir sama sama dengan konfigurasi pada caching-only name server, hanya ditambahkan zone untuk latihan.org. Langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada zone file untuk domain latihan.org, dimana file zone berada pada file db.latihan. Langkahnya adalah sebagai berikut :

[root@localhost]#mcedit /var/named/db.latihan

Isi File tersebut adalah

$TTL 86400

@ IN SOA latihan.org. admin.latihan.org. (

2005010801 ; serial

600 ; refresh

14400 ; retry

3600000 ; expiry

86400 ; minimum

)

IN NS ns1.latihan.org.

IN NS ns2.latihan.org.

IN MX 10 mail.latihan.org.

IN A 192.168.0.13

ns1 IN A 192.168.0.13

ns2 IN A 192.168.0.58

www IN A 192.168.0.13

mail IN A 192.168.0.13

Simpan file tersebut. Setiap perubahan pada file zone record ini nomor serial selalu dinaikkan. Dan setelah perubahan diberikan restart named dengan memberikan perintah :

[root@localhost]# killall –HUP named

VI. Menggunakan tool rndc

Rndc merupakan utility untuk melakukan kontrol terhadap BIND. Rndc berkomunikasi dengan named melalui protokol TCP mengirimkan sinyal autentikasi dengan digital signature. Konfigurasi rndc berada pada file rndc.conf, yang bisa digenerate melalui perintah :

[root@localhost]# rndc-confgen

Hasil dari perintah tersebut adalah sebagai berikut ( Bisa berbeda di komputer yang berbeda) :

# Start of rndc.conf

key "rndc-key" {

algorithm hmac-md5;

secret "zRH6y+aYaeaaNCq2KCtk5Q==";

};

options {

default-key "rndc-key";

default-server 127.0.0.1;

default-port 953;

};

# End of rndc.conf

# Use with the following in named.conf, adjusting the allow list as needed:

# key "rndc-key" {

# algorithm hmac-md5;

# secret "zRH6y+aYaeaaNCq2KCtk5Q==";

# };

#

# controls {

# inet 127.0.0.1 port 953

# allow { 127.0.0.1; } keys { "rndc-key"; };

# };

# End of named.conf

Isikan dari mulai # Start of rndc.conf sampai dengan # End of rndc.conf pada file /etc/rndc.conf

[root@localhost]# mcedit /etc/rndc.conf

key "rndc-key" {

algorithm hmac-md5;

secret "zRH6y+aYaeaaNCq2KCtk5Q==";

};

options {

default-key "rndc-key";

default-server 127.0.0.1;

default-port 953;

};

Kemudian tambahkan pada file named.conf

[root@localhost]# mcedit /etc/named.conf

key "rndc-key" {

algorithm hmac-md5;

secret "zRH6y+aYaeaaNCq2KCtk5Q==";

};

controls {

inet 127.0.0.1 port 953

allow { 127.0.0.1; } keys { "rndc-key"; };

};

Setelah itu restart named dengan menggunakan rndc :

[root@localhost]# rndc reload

VII. Mengelola Zone Reverse (PTR)

Zone PTR dipergunakan untuk mentranslasikan suato alokasi IP address ke suatu nama host tertentu. Misalnya kita memiliki blok IP address dalam jaringan kita 172.10.0.0/24, dan blok IP 192.168.0/24 dan kita akan mentranslasikan nomor-nomor ip pada blok tersebut ke suatu nama host agar tidak terlihat alamat ip aslinya. File konfigurasi pada zone PTR ini sama dengan konfigurasi nama domain. Langkah-langkahnya adalah :

ü Konfigurasi pada file named.conf

Buka kembali file named.conf dengan editor file mcedit dan tambahkan data seperti di bawah

[root@localhost /]# mcedit /etc/named.conf

############## ZONE PTR #############

zone "0.10.172.in-addr.arpa" {

type master;

file "db.172.10.0";

};

zone "0.168.192.in-addr.arpa" {

type master;

file "db.192.168.0";

};

############## END ZONE PTR #############

Pada konfigurasi tersebut,semua karakter setelah tanda # dianggap sebagai komentar. Pernyataan zone "0.10.172.in-addr.arpa" menyatakan zone untuk blok IP 172.168.0.0/24 dengan file zone bernama db.172.10.0. Sedangkan pernyataan zone "0.10.172.in-addr.arpa" menyatakan zone untuk blok ip 192.168.0.0/24 dengan file zone db.192.168.0.

ü Konfigurasi pada zone file

Langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada zone file, berikan perintah sebagai berikut :

[root@localhost /]# mcedit /var/named/db.172.10.0

Isi dari file tersebut adalah :

$TTL 86400

@ IN SOA latihan.org. admin.latihan.org. (

2004022552 ; serial

28800 ; refresh

14400 ; retry

3600000 ; expiry

86400 ; minimum

)

IN NS ns1.

1 IN PTR tes01-latihan17.org.

2 IN PTR tes02-latihan17.org.

Selanjutnya lakukan konfigurasi untuk file zone db.192.168.0 dengan memberikan perintah :

[root@localhost /]# mcedit /var/named/db.192.168.0

Isi File tersebut dengan data sebagai berikut

$TTL 86400

@ IN SOA latihan.org. admin.latihan.org. (

2004022555 ; serial

28800 ; refresh

14400 ; retry

3600000 ; expiry

86400 ; minimum

)

IN NS ns1.latihan.org.

1 IN PTR gate-latihan.org.

13 IN PTR tes13-latihan.org.

ü Tes Konfigurasi Zone PTR

Setelah konfigurasi selesai, restart DNS server dengan meberikan perintah

[root@localhost /]#killall –HUP named

atau dengan

[root@localhost /]# rndc reload

Setelah DNS server restart maka server DNS siap berjalan dengan konfigurasi yang baru, testing denga memberikan perintah :

[root@Topi-Miring named]# host 192.168.0.1

Jika konfigurasi telah benar maka akan muncul;

1.0.168.192.in-addr.arpa domain name pointer gate-latihan.org.

[root@Topi-Miring named]# host 172.10.0.1

Jika konfigurasi telah benar maka akan muncul;

1.0.10.172.in-addr.arpa domain name pointer tes01-latihan17.org.

Atau dengan menggunakan perintah dig

[root@Topi-Miring named]# dig -x 172.10.0.1

; <<>> DiG 9.2.3 <<>> -x 172.10.0.1

;; global options: printcmd

;; Got answer:

;; ->>HEADER<<- opcode: QUERY, status: NOERROR, id: 18016

;; flags: qr aa rd ra; QUERY: 1, ANSWER: 1, AUTHORITY: 1, ADDITIONAL: 1

;; QUESTION SECTION:

;1.0.10.172.in-addr.arpa. IN PTR

;; ANSWER SECTION:

1.0.10.172.in-addr.arpa. 86400 IN PTR tes01-latihan17.org.

;; AUTHORITY SECTION:

0.10.172.in-addr.arpa. 86400 IN NS ns1.latihan.org.

;; ADDITIONAL SECTION:

ns1.latihan.org. 86400 IN A 192.168.0.13

;; Query time: 1 msec

;; SERVER: 192.168.0.13#53(192.168.0.13)

;; WHEN: Mon Jan 10 12:06:20 2005

;; MSG SIZE rcvd: 116

ü Lakukan tes untuk alamat IP yang lain dengan perintah di atas.

VIII. Konfigurasi Secondary Name server

Secondary Name server (ns2) dipergunakan sebagai Backup apabila primary name server (ns1) mengalami gangguan atau sangat sibuk melayani request DNS. Langkah Konfigurasinya hampir sama dengan primary name server. Asumsinya ns1 berbeda mesin dengan ns2. Pada contoh ini ns1 dengan IP address 192.168.0.13 dan ns2 dengan ip address 192.162.0.58. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

ü Sebelum melakukan konfigurasi secondary name server, pada ns1 di bagian option named.conf ditambahkan sebagai berikut:

allow-transfer {192.168.0.58;};

Perintah tersebut maksudnta mengijinkan transfer data DNS ke IP address 192.168.0.58 dimana ip tersebut adalah ns2. Secara lebih lengkap :

options {

directory "/var/named";

pid-file "/var/named/named.pid";

allow-transfer {192.168.0.58;};

}

ü Setelah itu login ke ns2 dan lakukan konfigurasi pada named.conf seperti berikut

options {

directory "/var/named";

pid-file "/var/named/named.pid";

};

logging {

category lame-servers {null;};

};

zone "." IN {

type hint;

file "/var/named/db.root";

};

zone "localhost" IN {

type master;

file "/var/named/db.localhost";

};

zone "0.0.127.in-addr.arpa" IN {

type master;

file "/var/named/db.127.0.0";

};

zone "latihan.org" {

type slave;

file "/var/named/db.slavelatihan.org";

masters {192.168.0.13;};

};

zone "0.10.172.in-addr.arpa" {

type slave;

file "/var/named/db.slave172.10.0";

masters{192.168.0.13;};

};

zone "0.168.192.in-addr.arpa" {

type slave;

file "/var/named/db.slave192.168.0";

masters{192.168.0.13;};

};

ü Konfigurasi pada zone File

Untuk secondary name server, yang perlu dikonfigurasi hanyalah file db.root dan db.localhost, yang isinya sama dengan konfigurasi untuk primary name server. Untuk zone file yang lain akan secara otomatis ditransfer dari primary name server.

ü Testing Konfigurasi DNS2

Setelah Konfigurasi pada DNS2 Selesai dilakukan, restart named pada DNS2 dengan perintah:

[root@localhost]#killall –HUP named atau

[root@localhost]#rndc reload

Kemudian testing dengan menggunakan perintah seperti perintah pada testing ns1, yaitu dengan utilitas bslookup, dig dan host.

Deixe o seu comentario

Posting Komentar